I called her.
We had a nice conversation, emotionally yet logically.
We concluded to forgive each other and got over all problems.
Mungkin bagi sebagian orang, ending seperti ini bukan seperti yang diharapkan *ahh, kenapa cepet banget sih beresnya, baru juga mulai dramanya, haha*. To be honest, kalo ini terjadi di jaman saya masih SMA, mungkin saya akan dengan lantang naik ke meja dan sompral untuk nantang berantem 1 on 1. Tapi, setelah saya merasakan indahnya perdamaian, maka perdamaian itulah yang menjadi first option.
Trust me, segala cabang permasalahan yang dibicarakan dengan kepala dingin akan menuju pada hasil yang insya Allah baik. It works for us (hopefully).
*Postingan ini khusus dibuat sebagai tindak lanjut atas postingan saya sebelumnya.
We concluded to forgive each other and got over all problems.
Mungkin bagi sebagian orang, ending seperti ini bukan seperti yang diharapkan *ahh, kenapa cepet banget sih beresnya, baru juga mulai dramanya, haha*. To be honest, kalo ini terjadi di jaman saya masih SMA, mungkin saya akan dengan lantang naik ke meja dan sompral untuk nantang berantem 1 on 1. Tapi, setelah saya merasakan indahnya perdamaian, maka perdamaian itulah yang menjadi first option.
Trust me, segala cabang permasalahan yang dibicarakan dengan kepala dingin akan menuju pada hasil yang insya Allah baik. It works for us (hopefully).
*Postingan ini khusus dibuat sebagai tindak lanjut atas postingan saya sebelumnya.