Tuesday, March 29, 2011

#Hadist of The Day

Lagi bengong, ada email masuk dari sekretaris kantor, isinya menenangkan hati banget.

Rasulullah SAW bersabda: "Maukah kalian aku tunjukkan akhlak yang paling mulia di dunia dan di akhirat? Memberi maaf orang yang mendzalimimu, memberi orang yang menghalangimu dan menyambung silaturahmi orang yang memutuskanmu". (HR. Baihaqi)

Mari kita mengingat Allah di setiap keadaan. Semoga semua ini menjadi keberkahan dalam hidup kita.

Bukan sedang mellow ato sok religius (tapi ga nolak kalo emang jiwa ini bertambah kadar imannya) tapi lagi memberi 'makanan sehat' pada jiwa.

Monday, March 28, 2011

Teman-teman Seperjalananku

Kepengen nulis sesuatu tapi lack of idea, jadinya menyambung postingan sebelumnya saja, mengenai pengalaman dalam perjalanan jauh bersama teman sebangku yang 'mengasyikkan'.

Suatu ketika saya naik pesawat dari Balikpapan menuju Jakarta. Waktu itu belum ada kasus heboh soal menghilangnya salah satu armada ini di atas salah satu perairan di Indonesia. Dan saya pun belum begitu fobia naik pesawat. Tapi saat itu, kondisi guncangan berkali-kali yang pesawat alami membuat kondisi mental saya agak sedikit jatuh. Berulang kali saya berdoa dalam hati, semoga kami aman-aman saja. Biasanya saya akan merasa, at least, sedikit lebih baik kalo kondisi orang-orang di sekitar saya cukup tenang. Kalo udah panik juga, saya bakal lebih panik lagi jadinya. Saat itu, teman sebangku saya, seorang wanita yang cukup berumur.

Sejak pesawat take-off, buku doa ga lepas dari tangannya dan mulutnya sepertinya tak henti berkomat-kamit membaca doa pula. Agak sedikit tentramlah hati saya... di awal perjalanan. Begitu guncangan pertama terjadi dan memang cukup dahsyat sehingga minuman saya tumpah, muka ibu itu pucat pasi, demikian juga saya, pastilah darah seperti berhenti mengalir di wajah saya. Guncangan kedua, ibu itu teriak tertahan, demikian juga saya, teriak keras dalam hati. Guncangan ketiga dan lebih dahsyat lagi, buku doanya terlempar dan mulailah ia menceracau sejadi-jadinya. Teriak setengah menangis dan berkata bahwa ia belum ingin mati, dll, dsb. Oke, saya mulai panik juga. Saya coba tenangkan ibu itu, berkata bahwa everything is under control, tsaahh.. Eh, tapi bener kok, i was talking to myself, mencoba membenarkan harapan saya.

Ketika keadaan udah berangsur normal dan hanya terjadi guncangan sesekali, ibu itu menceracau lagi, kalo terjadi sesuatu dengan pesawat itu, kami yang duduk paling belakang yang bakal lebih dulu terseret angin, jatuh terhempas ke bumi. Gantilah saya yang panik begitu kemudian terjadi guncangan berikutnya. Stress, tapi saking stressnya saya cuma bisa terdiam membisu sementara ibu itu bertolak belakang dengan saya, teriak sejadi-jadinya, berpegangan erat-erat di kursi.

Tapi Alhamdulillah, sisa perjalanan berikutnya cukup lancar, dan sejak turun dari pesawat hingga pengambilan bagasi, saya berjalan menemani ibu tadi yang benar-benar tak mengeluarkan sepatah kata pun hingga kami berpisah. Tampaknya memang ia benar-benar shock.

Kali lain, dalam perjalanan dari bandara ke Gambir, saya bersebelahan dengan seorang ibu yang cukup modis. Singkat cerita, kami berkenalan dan di ujung perkenalan ia meminta nomor hp saya, ceritanya mau dikenalin ke anaknya. Ia sempat memperlihatkan saya foto anaknya, lumayan ganteng, makanya saya mau-mau aja, haha.. Tapi, berhari-hari kemudian, ditunggu-tunggu, tak kunjung ada kabar dari si ibu. Yah, lumayan, buat jadi cerita aja nantinya.

Wuops, udah masuk waktu Dzuhur dari tadi. Saya lanjutkan nanti lagi, ya *kaya ada yang baca aja, ahaha*

Sunday, March 27, 2011

Malam Sabtuku Kali Ini

Hari ini papi pulang. Sedih.

Balik dari nganter papi ke bandara, karena ini malam minggu dan saya asumsikan jalanan di Jakarta akan macet, jadi saya memutuskan untuk sedikit berhemat, pulang naik damri. Mengutip slogan temen kantor yang akan nikah, segalanya dibuat hemat, "hemat, beb..".

Seingat saya, sepanjang perjalanan saya menggunakan transportasi umum selama ini, sangat jarang sekali mendapatkan teman sebangku yang 'menarik'. Selama ini, sesering itu saya naik pesawat, kereta api, bis, travel, angkot, you name it, hampir selalu ditemani berbagai tipikal manusia yang aneh bin ajaib.

Untuk perjalanan tadi, saya sebangku dengan pria metal. Tampang sangar, dandanan gahar, tapi sepanjang perjalanan, kebetulan lagu yang diputer di bis rada-rada mellow dan ajaib seperti Teruskanlah - Agnes Monica, I Heart You alias cinta cenat-cenut yang dipopulerkan Smash, dan dia hafal dong lirik serta nada-nadanya. Ajaib! Emang benar-benar METAL, MEllow toTAL, ckckck.. Mungkin di awal dia udah nyapa saya, tapi karena saya lagi asyik dengerin 'lagu normal' pake earphone, jadilah dia saya anggurkan. Begitu HP menunjukkan indikasi low battery, saya copot earphone dan mencoba memaksakan diri menikmati lagu-lagu kesenengan pria metal tadi. Ga lama kemudian, dia nyapa, beramah tamah. Udah saya duga, awalnya ramah-tamah, ujung-ujungnya ngajak kenalan dan ujung-ujungnya lagi seperti halnya pria-pria iseng bin kurang kerjaan nan desperate sehingga menggoda siapapun wanita yang ditemui, bahkan mungkin kambing betina dibedakin juga hajar blehh, nanya-nanya hal lebih lanjut yang memancing ke arah, apakah Anda single dan available.

Kalo udah ngadepin situasi gitu, biasanya saya dilema, antara emang pengen ramah ke orang tapi takut tar disangka memberi respon atau pasang muka judes sekalian, sebodo dianggap sombong atau apalah itu, asal bisa lepas dari jebakan betmen. Awalnya saya balas ramah juga tapi begitu pertanyaan udah ngebuat gelisah, akhirnya saya pakai salah satu jurus yang belakangan ini selalu saya lakukan kalo bertemu dengan pria-pria iseng yang udah ketahuan banget niatnya ga tulus beramah tamah. Entah mengapa, cara-cara ini selalu ampuh.

Saya : "aduhhh... " (nyengir nyeri sambil megang perut)
cukup sukses hingga dia bertanya "mbak kenapa?"
Saya : "bayi saya lagi nendang perut. kangen papanya mungkin"
lagi-lagi sambil ngelus perut, saya menggumam sendiri, "sabar ya sayang, papa cuma pergi bentar. kamu baru juga ditinggal setengah jam udah nendang-nendang perut mama."
lebay sih emang, tapi bae lah, suka-suka saya, wong lagi akting hehe..

Setelah itu, voila, hilanglah percakapan basa-basi dari pria metal ini. Kami membisu, sementara saya masih terus berakting mengusap-usap perut. Bukannya sok oke atau bagaimana, ya, saya nyadar kok, diri ini juga biasa-biasa saja, tapi ada kalanya, saya benar-benar gerah dan muak dengan beberapa sikap pria yang pada awalnya ramah ngajak kenalan tapi kemudian pembicaraan merembet ke hal-hal pribadi yang pada ujungnya nanti akan diakhiri dengan meminta nomer handphone kemudian dilanjutkan dengan PDKT instan yang cenderung memaksa yang bagi saya rasanya seperti diteror. Kenapa saya bisa berkata seperti ini? Saya pernah mengalaminya. Kasihan sekali ya saya, niatnya balas beramah tamah malah jadi terkena jebakan betmen. Kalo kata seorang temen, "ya kamu itu yang stupid, nomer hape kok dikasi ke sembarang orang", dan saya cuma ngeles "abisan dia bilang, siapa tau aja suatu saat nanti butuh, dan ga ada salahnya asal ga neror aja". Ternyata salah besar, haha.. Lagian, waktu itu kan saya masih teramat sangat lugu sekali, baru juga pindah ke kota besar, haha..

Pengalaman lainnya, beberapa bulan yang lalu ketika saya balik dari Jogja ke Jakarta naik kereta. Kali itu, cowo yang duduk di sebelah saya sedari awal pun sudah sangat menyebalkan sekali. Saya langsung diberondong dengan pertanyaan to the point, single atau nggak. available atau nggak. Beruntung waktu itu saya lagi bawa cincin yang mirip cincin tunangan (atau cincin kawin?) saya pake di jari manis kanan dan bilang ke dia, i'm newly wed. Awalnya dia ga percaya, tetep nekat mengumbar jebakan betmen. Dalam hati saya membatin, mungkin pria ini sangat putus asa sekali nyampe 'istri orang' pun jadi lah. Tapi saya ga kehabisan akal. Saya SMS seorang teman, bilang ke dia kalo saya mau nelfon, apapun yang saya omongin, dia ga boleh protes. Done. Saya telfon lah sang teman dan menceracau honey bunny sweety, aku misyu, aku loveyou, dll, dsb. Ya, emang lebay, tapi lagi-lagi, suka-suka saya dong, wong saya yang akting, ehehe.

Berhasil. Beres saya nelfon 'suami', pria itu diem aja, capek meureun nya', ga nanya-nanya lagi. Kenapa sih saya ampe ribet amat ngelakuin hal-hal aneh seperti itu? Sederhana aja, saya emang suka lebay, haha.. Kepengen jadi artis tapi ga kesampean, kapan lagi bisa mempraktikkan kemampuan akting saya, fufufu.. Ah, Fitri Tropica, you're my inspiration.

Masih banyak lagi kejadian-kejadian dan teman-teman ajaib lainnya. Tapi seingat saya, pernah juga sewaktu saya naik Primajasa dari Bandung Super Mall ke bandara, saya sebangku dengan berondong manis nan ngganteng. Saya cuma inget, namanya Sukma, mahasiswa ITB, sisanya... lupa. Hai, Sukma :)

Huff, dan sabtu ini diakhiri dengan menonton The Tournament yang mana filmnya sangat amat yaiiksss... Banyak daging bertebaran dimana-mana, hoeekkss..

Monday, March 21, 2011

I'll Tell You...

What's on my mind? Another trip, pleaseee...
Minggu ini paspor saya bakal jadi. Sejak 2 minggu lalu udah search tiket murah, dapet info tiket promo ke Phuket, pp only 900rb, wow. Tapi sayang, telat booking tiket, which is harusnya paling lambat kemarin, huff, belum berjodoh. Bye-bye, Phuket. Kalo gitu, Kiluan Bay, pleaseee. Beberapa minggu belakangan saya lagi giat-giatnya nabung buat dipake jalan-jalan, ga muluk-muluk, travelling keliling Indonesia dulu aja, deh. Masih banyak banget tempat-tempat menarik yang belom terjamah. Hasrat buat jalan-jalan lagi tinggi-tingginya. Hampir tiap weekend saya maksa-maksa temen-temen buat jalan-jalan yang mana hasilnya suka nihil karna tanpa persiapan banget, hiks, kepengen jalan-jalaaannn. Cari-cari info, pilihan jatuh ke Teluk Kiluan di Lampung. Wow, mauuu... Anyone?

Humm, sekarang lagi suka banget lagunya Numata - Cinta Karena Terbiasa. Tanya kenapa? :)

Setelah sekian lama terlibat pergolakan batin antara beli TV atau nggak, finally minggu kemarin tekad saya bulat buat nyatronin Carrefour, menjemput salah satu kotak bergambar tersebut. Sebelumnya, nunggu hadiah doorprize acara gathering kantor kemarin, kali aja dapet, ya ga? Sayangnya, keberuntungan belum berpihak pada saya, jadilah harus merogoh duit sendiri. Tapi namanya udah jodoh, si temen yang dapet hadiah doorprize TV udah punya TV sebelumnya, jadi kepengen ngejual. Kebetulan saya lagi ada deket-deket si temen waktu dia ngomong pengen jual TV nya, jadilah saya dengan lantang tereak "i'm a serious buyer", haha.. Setelah melalui negosiasi yang cukup alot, TV itu nangkring deh dengan manis di meja TV yang sebelumnya emang udah jadi fasilitas di kamar. Ayeyy,, TV baru alhamdulillah.

Mau nonton TV dulu, ah..

Sunday, March 6, 2011

Kenapa Aku Harus Percaya Kamu?

Barusan mampir ke blog temen, baca postingannya tentang kepercayaan. Seketika saya tersadar, selama ini, saya pun terlalu gampangnya sering percaya pada orang karena yang saya harapkan, orang pun bisa dengan gampang percaya pada saya dengan catatan bahwa, ya emang saya pantas untuk dipercayai, apapun itu, entah mengemban tugas atau hanya sekedar sebagai tempat berkeluh kesah.

Baru-baru ini saya merasa sangat kecewa sekali terhadap seorang teman. Saya fikir, ia adalah orang yang bisa saya percayai, tetapi harapan saya salah. Sedari dulu, saya sering menjadi pendengar apabila diperlukan, dan walau saya hanya bisa berkomentar sedikit dan mungkin tidak memberikan banyak efek, at least, saya tidak lantas menjadikan cerita mereka, beban mereka, sebagai bahan diskusi saya alias gosip dengan pihak lain, yang kemudian berkembang menjadi cerita yang sampai di telinga saya dengan versi yang sangat jauh berbeda. My bad, i put my trust in you.

Bagaimana ketika kamu memberikan kepercayaan kepada seseorang dengan harapan agar beban yang kamu rasakan sedikitnya bisa berkurang, tetapi ternyata kamu mengetahui bahwa ia menceritakannya kepada orang lain entah dengan maksud apapun itu, I'll never trust you, again!

2D1N in TIDUNG = Fresh and Happy :)

Yess, lama ga update, hehe. Senang karena udah ada kesibukan lagi.


Sempet agak bingung mau ngapain, beres final presentasi, diangkat jadi pegawai tetap, sambil nunggu pengumuman restrukturisasi organisasi. Akhirnya pengumuman keluar, dan assignment saya tetap sebagai eksplorasionist walo sekarang beda basin, hiks. Tak apa, dimana pun, tetep harus memberikan yang terbaik, bukan begitu?

Humm, sebenernya banyak hal menarik yang terjadi belakangan ini, tapi, humm,, blom bisa saya share hehe *sok-sokan bikin penasaran heheu*. Akhir Januari saya mudik seminggu, melepas rindu dengan keluarga di rumah. Walo selama seminggu itu cuma tidur makan tidur makan doang di rumah tapi seneeeng. Selain tiap hari ketemu keluarga, saya ga mesti bangun pagi jugaakk, yeeaahh. Beres subuh langsung molor lagi ampe jam 10 malah kadang-kadang lebih siang, huahaha. Seminggu hiatus, balik kerja, trus main ke Yogya, ngunjungin upin dan ipin, bareng ama papi. We had some quality time lah pokona mah.

Humm, yang paling baru, last weekend, akhirnya setelah sekian lama memendam hasrat untuk liburan ke tempat yang cukup menenangkan, akhirnyaaaaa... TIDUNG yaaayyy!!! Berawal dari ajakan sahabat saya Ranti untuk ikut yang awalnya sempet saya tolak karena masa iya liburan tigaan doang, saya, dia, dan suaminya. Huuu, emoohh. Tapi dengan gigih kami ajak temen-temen lain, sampai akhirnya bertambah dua orang lagi, Edwin dan Icha yang terkena bujuk rayuan kami, haha..

Singkat cerita, Jumat malam kami semua nginep di rumah Ranti supaya Sabtu paginya gampang berangkatnya. Perjalanan dimulai Sabtu jam 5.30 pagi dari rumah ranti menuju kampung nelayan Muara Angke. Nyampe disana, ya, selayaknya pasar ikan, bau amis ikan menusuk pisan, nyampe masuk ke dalam taksi yang kami tumpangi. Sepanjang mata memandang, ikan, ikan, ikaaaaan semua. Ada juga cumi-cumi, kerang-kerangan, kepiting yang guedeee banget, udang yang ga kalah guedeeenya juga. Aaaaa... Menggiurkan sekali pastinya kalo udah terhidang di meja makan. Kasian sekali nasib mereka, hehe.

Seharusnya kapal yang akan mengangkut kami ke tujuan berangkat jam 7 pagi, tapi karena cuaca sedang tidak bersahabat, hujan dari pagi ditambah masih ada beberapa penumpang yang telat datang, jadilah kapal baru bener-bener berangkat jam 8.15 haaahhh, serasa lamaaa amat dah nunggunya. Karena saya tau banget, saya ga kuat dengan goyangan ombak, jadi dari jauh-jauh hari, saya udah nyiapin antimo. Masuk kapal, gegayaan bentar main UNO, ga nyampe beberapa menit kemudian, kelima dari kami yang sebelumnya semuanya mengkonsumsi antimo tertidur dengan pulasnya. Selang hampir tiga jam kemudian, saya terbangun, dari jauh mulai keliatan suatu pulau yang katanya namanya Pulau Pramuka. Ternyata pulaunya cukup besar juga. Cukup banyak bangunan besar di sana. Mampir bentar di Pulau Pramuka buat nurunin penumpang, perjalanan dilanjutkan ke tujuan akhir yaitu Pulau Tidung, ayeyy.

Menurut informasi yang saya baca, perjalanan ke Pulau Tidung sebenernya ga lama-lama banget, tapi mungkin karena rutenya ke Pulau Pramuka dulu kali ya, jadinya memakan waktu lebih lama. Tepat 4 jam, kapal merapat ke Pulau Tidung.

Wow, ga ada gedung tinggi, gada jalan aspal, gada asap mobil, suara knalpot, dan segala atribut yang sehari-hari saya dapatkan di Jakarta, yeeyy, serasa merdekaaa banget deh. Turun dari kapal, guide kami, Mas Asri ngajak ke parkiran sepeda, boleh milih sepeda mana aja, buat transportasi selama di sana. Berhubung norak saya belum beres, sok-sok centil milih sepeda warna pink yang baru saya sadari ternyata sadelnya ga ada busanya, alias dudukannya keras, hiks. Tapi buat nuker juga udah males milih-milihnya. Lagian, dari awal saya udah jatuh hati ama sepeda pink itu *blushing*.

Nyampe homestay, unpacking, ganti baju nyantai, langsung berangkat ke Pulau Payung buat snorkling. Ini pengalaman pertama saya snorkling, norak-norak bergembira, sok-sokan ga mau pake pelampung, abisan ribet amat ga bisa nyelam jadinya. Ga puas kalo cuma ngeliat dong, pengennya megang meski resiko harus nahan nafas beberapa saat. Terumbu karangnya bagus-baguuusss. Sayang, ga bisa diabadikan karena kamera Ranti lagi rusak. Tak apa, masih lekang dalam ingatan. Puas snorkling, ngemil gorengan, balik ke Pulau Tidung, lanjut banana boat. Cuma satu kata, SERU, hehe.. Sambil menunggu sunset, kami menyusuri jembatan cinta nyampe ke Pulau Tidung kecil. Lagi-lagi cuma satu kata, INDAH :)

Malemnya makan ikan bakar jadi-jadian, abis ga sesuai ekspektasi, tapi tak apalah, lanjut sepedaan menyusuri jalan ke jembatan cinta. Berhubung udah cukup malam, hampir jam 10, lampu di kanan-kiri jalan udah mati dan ditambah dengan sedikit kekisruhan di tengah jalan, jadilah acara sesepedaan ke jembatan cinta batal. Putar haluan, balik ke homestay, ngapain coba? Nonton tv, haha.. Gpp lah, yang penting judulnya tetep liburan rame-rame.

Standar, gara-gara kecapekan, jadilah semua tertidur pulas dan yang semula niatnya mau capture sunrise di jembatan cinta blasss gagal total, karena semua baru kebangun saat matahari dah ga malu-malu lagi nampakin dirinya. Tanpa mandi, kami main lagi ke pantai, menuntaskan hasrat, meneguk air kelapa, segarnyaaa... Ngeliat banana boat nganggur, langsung lah kami semua memanfaatkannya, kembali dibanting-banting di air, haha. Seruuu..

Waktu udah nunjukin jam 12 siang, packing, siap-siap balik ke Jakarta. Hiks, bye-bye Tidung. Walo cuma dua hari semalam, tapi cukup memberikan hiburan untuk charging energy buat hari-hari mendatang.

Next trip, april nanti rencananya kepengen ke Teluk Kiluan, anyone?