Thursday, June 14, 2012

Lesson Learned: Penjambretan di Jl. Sudirman

Kejadian yang dialami rekan sekantor:


From: 
Sent: Wednesday, May 23, 2012 10:07 AM
To:
Subject: Lesson Learn Penjambretan di Jl. Sudirman

Selamat pagi,

Berikut saya informasikan bahwa kemaren sore +/- jam 16.45 sepulang kerja, di trotoar sekitar penyebrangan jalan depan Niaga saya menjadi korban penjambretan HP.

Peristiwa tersebut ternyata sudah sering terjadi dan dialami juga oleh teman2 di Med*o.

Adapun motif operandinya, mereka bekerja secara kelompok. Satu orang bertugas menarik perhatian kita dengan menjatuhkan sesuatu (botol aqua, rokok, dll) atau seperti yang saya alami dengan menarik-narik salah satu kaki saya dengan kuat. Pada saat perhatian kita tertuju pada orang tersebut, yang lain beroperasi mengambil barang2 yang ada di saku baju, saku celana atau tas. Karena jumlah mereka banyak, kita kewalahan mengamankan semua barang barharga kita. Saat kita sadar ada sesuatu yang hilang, mereka sudah tidak berada disitu. Kita juga sulit membedakan mana saja kelompok mereka karena cara berpakaiannya sama dengan para pekerja biasa. Para pedagang yang ada disitu sudah sering menyaksikan hal serupa tapi tidak pernah menolong para korban.

Langkah pertama yang saya ambil, mencari pinjaman HP (kebetulan ada Mas Didik) untuk menghubungi telkomsel agar melakukan pemblokiran nomor HP agar tidak disalahgunakan. Hal ini harus segera dilakukan karena di HP ada daftar contact keluarga & teman2 kita, catatan sms, whatsapp, e-mail, FB dll yang bisa dengan mudah di access & dipelajari mereka utk melakukan penipuan atau kejahatan yang lain. Hal tersebut sangat memungkinkan karena proses pemblokiran membutuhkan waktu hingga 1X24 jam.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari kejadian tersebut antara lain (hal ini yg tidak saya lakukan & membuat khawatir karena HP masih terus aktif hingga malam):

- Selalu aktifkan passcode gadget kita, jadi jika hilang tidak ada orang yang bisa membukanya.
- Biasakan melakukan sign off atau log out terhadap aplikasi pribadi kita (e-mail, FB, dll).
- Biasakan menyimpan list contact phone di lebih dari 1 tempat.

Demikian yang dapat saya sampaikan, agar kita selalu waspada & berhati-hati.

Salam,
-wahyu-

***

Kejadian yang dialami rekan sekantor:

From:
Sent: Thursday, June 14, 2012 1:04 PM
To:
Subject: RE: Lesson Learn Penjambretan di Jl. Sudirman

Informasi ini valid, karena saya pernah mengalaminya. Namun syukurlah tidak menjadi korban.

Kejadiannnya sama, kelompok kriminal tersebut beraksi di kaki jembatan penyebrangan di sisi fX. Saya yakin pedagang-pedagang kaki lima di sana sebenernya sudah tau, cuma terlalu takut untuk berbuat apa-apa.

MO-nya persis dengan Mirza. Saya nyebrang dari Niaga, turun di sisi fX. Lalu ketika saya berjalan, 1 orang kriminal memegang/ mengelus betis saya dari belakang. Di saat yang sama, 1 orang kriminal dari depan menghampiri saya dengan berlagak mau papasan namun menghalangi kita. Dengan demikian korban menjadi mati langkah dan terjepit. Saya rasa di sini lah momen dimana Mirza kemudian distracted dan kecopetan.

Saya ingat beberapa waktu yang lalu pekerja kita juga kecopetan, di situ. Lagi-lagi barang yang diambil adalah HP di kantong baju. Tapi saya cukup yakin itu tidak satu-satunya lokasi sasaran kelompok kriminal itu, karena saat itu saya tidak membawa apa pun di kantong baju. Namun memang saya membawa pouch HP di pinggang. Mungkin itu yang jadi sasaran mereka.

Jika membaca email Mirza, saya menebak, perbedaannya dengan saya adalah waktu saya dicoba untuk di disctract oleh kedua orang tersebut, reflex saya cukup cepat untuk segera berkelit. Begitu saya merasa betis saya dipegang; saya segera menghentak kaki saya. Dan ketika kriminal kedua menghalangi saya dari depan, saya juga segera reflex untuk berkelit ke samping memutari dia. Jadi tidak ada momen, dimana langkah saya terhenti. Namun tentunya ini tidak bisa dijadikan prosedur standar ya.

Menurut saya di tempat yang rawan dan kita perlu report ke security untuk menangkap pelaku tersebut. Jika hanya sekedar menugaskan security, kurang efektif. Tau sendiri kan watak orang sini, kalo gak ada polisi, lampu merah diterobos juga.

Salam,
-Dinno-

***

Begitulah kronologi penjambretan handphone Kejadiannya berlangsung sangat cepat, hanya lengah sedikit saja, para kriminal beraksi dengan rapi dan sangat lihai.

Satu hal yang selalu menjadi tanda tanya buat saya, pada saat kejadian ada beberapa orang yang menyaksikan dan hanya memberi tatapan 'Ah, pasti kawanan pencopet nih. Ah, udah biasa'. Saya ingat lagi kejadian yang saya alami hampir setahun yang lalu (baca di sini). Saat itu saya dan adik udah lari ketakutan dan jelas-jelas di belakang saya ada seorang pria yang juga berlari mengikuti kami. Kami banyak melewati orang-orang tetapi tidak ada satupun yang memberikan perhatian kepada kejadian janggal itu. Menurut pendapat beberapa orang, wajar aja orang-orang itu berlaku demikian, daripada kenapa-kenapa mending ga usah ikut-ikutan, deh. Apa semua orang udah berpikir hal yang sama, ya? Entahlah.

Untuk tindakan pencegahan, lebih baik dimulai dari diri sendiri, agar lebih meningkatkan kewaspadaan diri masing-masing. Misal, tidak mengeluarkan atau menunjukkan benda-benda berharga di depan umum. Jangan linglung kalo lagi jalan sendiri. Kalo menemukan kejadian janggal, tetap berfikir jernih, jangan sampai fokus kita terganggu apalagi sampai hilang. Ga cuma melindungi harta tapi yang paling penting, melindungi diri kita sendiri. Semoga saja dengan kewaspadaan kita yang semakin meningkat akan semakin mengurangi tindak kejahatan seperti ini.

Amiiinnn...

No comments: