Thursday, August 30, 2012

Angpau-Hunter

Minal Aidzin Wal Faidzin..
Mohon maaf lahir dan batin atas segala khilaf perbuatan dan perkataan, yaaa..

1 bulan Ramadhan telah terlewati diakhiri dengan kumandang takbir di penjuru dunia menyambut datangnya hari kemenangan bagi umat Muslim sedunia. Alhamdulillah.. Walo sedih Ramadhan cepat sekali berlalu tapi senang juga karena dengan adanya momen Lebaran inilah saya bisa berkumpul dengan keluarga di rumah. Sejak bertahun-tahun lalu, saya udah bermukim jauh dari keluarga, jadinya momen Lebaran ini selalu ditunggu-tunggu, apalagi sejak 2 tahun yang lalu, dua adik saya juga kuliah di luar kota, praktis orang tua di rumah cukup kesepian.

Banyak cerita mengenai kegiatan selama liburan tapi salah satu hal yang ingin saya ceritakan adalah mengenai angpau-hunter. Saya sebut demikian karena anak-anak kecil ini datang dari rumah ke rumah, dan pulang membawa angpau dari sang pemilik rumah.

Semasa SD dulu saya juga termasuk salah satu dari mereka. Tiap Lebaran, saya dan teman-teman datang ke rumah-rumah tetangga dekat bahkan tetangga jauh juga, kenal atau tidak, demi beberapa lembar uang baru yang trend disebut angpau. Kadang-kadang saya malah bawa plastik atau ransel untuk ngebungkus kue-kue, permen, atau minuman kaleng. Di rumah, orangtua saya juga rutin memberikan angpau bagi anak-anak lain yang menyambangi rumah saya, kenal ataupun tidak. Kegiatan ini berhenti di jaman saya masuk SMP, karena ngerasa udah gede dan gengsi.

Waktu SMA dan kuliah, saya yang mewakili orangtua membagi-bagikan angpau kepada tamu-tamu yang datang saking ramenya sedangkan orangtua juga kedatangan tamu yang lain. Kalo ngeliat ada rombongan anak kecil yang datang, saya langsung minta uang kecil ke ortu dan ngebagiin langsung ke anak-anak itu.

Semenjak bekerja, Alhamdulillah bisa berbagi dengan anak-anak ini dengan penghasilan saya sendiri. Dan bagian terpentingnya adalah, saya belajar untuk memperlakukan mereka bukan hanya sebagai angpau-hunter tetapi juga sebagai tamu dan teman-teman saya. Dulu saya melihat orangtua saya kok mau banget nyempetin duduk bareng nemenin anak-anak kecil itu makan dulu, baru ngasih angpaunya begitu mereka pamit. Kalo saya, maunya langsung ngasih aja biar ga buang-buang waktu. Ternyata ngobrol sama anak-anak ini lumayan menarik karena namanya anak kecil, masih jauh dari kemunafikan, jadinya serba jujur, ceplas-ceplos dan lugu.

Ada 1 rombongan yang 3 tahun ini udah rutin datang ke rumah saya. Lebaran 2011 lalu saya kedatangan 1 rombongan yang cukup berbeda dengan yang lain karena mereka datang ga cuma duduk diem ngemil atau minum tapi juga aktif nanya-nanya dan cerita. Waktu saya mempersilakan mereka masuk, ada salah seorang anak yang nyeletuk, 'Tante, kita tahun lalu ke sini juga loh. Tante ingat kan? Kita dulu foto-foto di depan rumah tante'. Mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu. Salah seorang dari mereka jujur berkata bahwa minuman yang mereka dapat dari rumah ke rumah itu nantinya akan mereka jual lagi untuk menambah penghasilan. Alhamdulillah walau kekurangan, sebagian besar orangtua mereka tetap menyekolahkan walau ada 1 anak yang terpaksa harus putus sekolah karena untuk makan saja mereka kekurangan.

Nah, tahun ini dari hari pertama Lebaran saya udah nungguin kedatangan mereka. Tepat setelah Dzuhur akhirnya rombongan yang saya tunggu datang juga, tetapi kali itu ketua rombongan mereka ga ikut karena udah pindah ke Balikpapan. Cerita udah berganti, yang dulunya TK sekarang udah cerita soal serunya sekolah SD. Yang dulunya SD, sekarang jadi lebih pendiam karena udah beranjak remaja, udah masuk SMP. Yang putus sekolah tinggal di rumah aja ngejaga adik sementara bapak ngojek dan ibu jadi tukang setrika baju. Tapi keceriaan yang mereka bawa masih sama.

Saya kadang-kadang merasa kekurangan padahal sebenarnya apa yang saya butuhkan sudah demikian tercukupi. Sandang, papan, dan papan Alhamdulillah udah tercukupi, tapi masih ada aja keinginan-keinginan lain yang sebenarnya di luar kemampuan saya yang begitu saya idamkan. Jadi malu rasanya memiliki begitu banyak keinginan di luar batas kemampuan padahal yang saya dapat sudah lebih dari cukup.

Bahagia... bisa berbagi walau sedikit tapi mendapatkan kebahagiaan lain yang lebih besar.

Dear teman-teman dan adik-adikku,
Semoga kita masih dipertemukan dengan Ramadhan dan Idul Fitri tahun-tahun berikutnya untuk kembali saling memberi kebahagiaan. Amiiinnn ya robbal alamiiinnn... Sampai ketemu tahun depan :)



 rombongan teman-temanku, sang angpau-hunter
kiri: Lebaran 2011, kanan: Lebaran 2012

 teman-teman baru yang lain :)

gerombolan siberat
kalo yang ini, angpau-hunter juga, hehehe..
kiri-kanan: agung (sepupu), ean (adik bungsu), arif dan noval (tetangga depan rumah)

No comments: