Sunday, November 7, 2010

(Another) Self-Introspection?

Lately, banyak hal yang singgah di pikiran. Adaaa aja hal-hal, sepele sampai lumayan serius, yang menyita perhatian dan pemikiran. Ngeliat anak kecil berkeliaran di jembatan penyeberangan, jadi mikir, kalo aja saya punya banyak duit, saya tampung semua deh anak-anak kecil itu. Sayang dan kasian banget, di usia semuda itu ga mengecap kebahagiaan selayaknya anak-anak seusianya. Tapi apalah daya, masih banyak juga hal yang jadi skala prioritas dalam hidup saya yang belum terurus dengan baik. Mungkin suatu hari nanti, jika Allah SWT mengizinkan. Amiinn..

Hal serius yang menyita pemikiran saya, lagi-lagi dan terus-terusan adalah soal introspeksi diri. Selalu saya dengungkan tapi esensinya bahkan saya sendiri sebenernya kurang paham. Selalu bilang mau introspeksi diri, tapi hanya bertahan dalam hitungan waktu. Selanjutnya, kembali ke keadaan yang (lagi-lagi) membutuhkan introspeksi. Saya 'berkaca' untuk menemukan hal-hal apa saja yang ada pada diri saya yang perlu untuk dibenahi. Trigger utamanya seperti juga pada orang kebanyakan biasanya adalah setelah mengalami suatu problem, ga terbatas ringan atau beratnya problem itu.

Sederhananya, misalnya ketika saya baru saja melukai perasaan orang dengan berkata dan bertindak yang menyinggung perasaan bahkan sampai menyakitkan hati. Fase yang saya alami, pertama, masih normal sampai ketika masalah itu mencuat. Kemudian, fase saya dilingkupi emosi berlebih dimana pada fase ini lah terjadi klimaks, ada yang tersakiti, bahkan diri saya sendiri pun merasakan sakitnya. Fase berikutnya, masalah mereda, tapi di saat inilah, saya rasakan perasaan sakit yang sungguh luar biasa, lebih karena saya sadar, saya telah melukai orang lain. Yang tertinggal hanya penyesalan bertubi-tubi, harapan agar waktu bisa terulang kembali, dan sebagainya agar bisa memperbaiki keadaan awal dengan bersikap lebih logis, tidak hanya mengandalkan perasaan (dan ujung-ujungnya menyalahkan perasaan). Walaupun di akhir terucap kata maaf dan memaafkan, tapi saya sadar bahwa sekali luka tertoreh, akan lebih sakit apabila luka yang sama itu terbuka kembali dibandingkan mendapat luka baru.

... to be continued

No comments: