Monday, September 6, 2010

#2 Flashback

Usia saya hampir seperempat abad. Udah bukan saatnya meratapi masalah berlarut-larut tanpa mau berusaha mencari solusinya. Dulu, entah jaman kapan itu, setiap ada masalah, saya selalu menganggap diri saya sebagai manusia yang paling menderita di dunia ini. Ya, i know, it’s human thing. Tapi, saya lebay. Ada satu kejadian dalam hidup saya yang bener-bener membuat hidup saya berubah drastis dalam sekejap. Sedetik sebelumnya saya adalah seorang Yusi yang A, B, C, dan D, tiba-tiba saja, dalam sekejap saya berubah menjadi Yusi yang berkebalikan dengan yang saya sebut di awal tadi. Waktu itu, saya ngerasa hidup saya ga ada gunanya, dan pada akhirnya saya sempat berpikir untuk ‘pergi saja dari dunia’ ini. Saya ga kuat menanggung beban itu, saya merasa sendiri, saya merasa sangat malang, you name it. Bodoh, tolol, idiot, stupid, itu kata orang-orang terdekat saya. Mereka bilang, jangan karena masalah itu, lantas saya harus menyerah. Masih banyak manusia lain yang masalahnya jauh lebih berat dari saya dan mereka tetap bertekad untuk survive. Sedangkan saya? Saya hampir menyerah. Tapi itulah gunanya teman, untuk selalu saling mengingatkan. Sampai detik ini, saya masih ga habis fikir, kok bisa-bisanya dulu itu saya menyerah dengan ‘gampang’, seakan-akan i’ve nothing to do anymore.

Berkaitan dengan hal itu, satu hal yang kemudian saya jadikan pedoman, bersyukur. Sering manusia lupa bahwa proses bersyukur itu besar efeknya. Hal sekecil apapun itu patut disyukuri. Biasanya manusia kalo udah terkena satu masalah, entah itu berat ato ringan, nikmat sebesar apapun lantas tenggelam di balik kekecewaan yang diluarbiasakan. Sama halnya ketika marah kepada seseorang, kita lupa akan kebaikan-kebaikan orang itu. Yang jelas nampak hanya semua kesalahannya. Padahal kalo kita mau berpikir lebih jernih, kesalahan yang orang itu perbuat hanya sepersekian besarnya dibandingkan kebaikan yang udah dia perbuat ke kita. I used to be one of this kind of person. Well, intinya saya hanya ingin lebih mengingatkan diri sendiri khususnya dan syukur-syukur orang-orang di sekitar saya untuk lebih mensyukuri apa yang udah diberikan oleh yang di Atas. Allah SWT udah menjamin rejeki setiap manusia, dan tergantung manusianya itu sendiri, seberapa besar usahanya untuk menjemput rejekinya tersebut. I do hope, we’ll get better each day, amiinn ya robbal alamiinn..

Dengan bersyukur ini juga, jadinya kalo lagi ketiban masalah, ga lantas blaming others, apalagi Yang di Atas, atas masalah yang kita alami. Selain itu, jadi nambah kekuatan juga, kalo seberat apapun masalah yang dihadapi, ga mungkin lebih berat dari kemampuan kita.

Well, puasa tinggal 3 hari lagi. Waktu berjalan sangat amat ga kerasa, tau-tau dah mau di penghujung Ramadhan aja. Mari kita tingkatkan lagi kualitas dan kuantitas ibadah kita. Mari mendulang lebih banyak lagi pahala di bulan suci ini. Amiinn ya robbal alamiinn..

No comments: